Assalamualaikum Wr.
Wb.
Hai teman teman kali
ini aku akan akan membahs tentang kepribadian ayo simaklah blog ku
ini :)
A.Pendahuluan
1.Pengertian
Kepribadian adalah
keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu yang lain. Makna kepribadian menurut pengertian sehari hari
diartiakan sebagai ciri ciri yang menonjol pada diri individu,
seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “kepribadian
pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian
supel”. Definisi kepribadian menurut psikologi, Gordon Allport
menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek
psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses.
Jadi kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah.
2.Latar Belakang
Membagikan materi
kepribadian kepada setiap orang tentang kepribadian agar mereka
mengetahui kepribadian masing masing
3.Maksud dan Tujuan
Agar kita
mengetahui apa itu kepribadian dan bagaimana kepribadian kita
B.Uraian Materi
Didalam psikologi,
terdapat pengelompokkan kepribadian manusia berdasarkan bagaimana
manusia berdasarkan bagaimana manusia memperoleh gairahnya yaitu
Ekstraversi dan Introversi. Pengelompokkan ini pertama
kali dicetuskan oleh Carl Jung (1920), dalam bukunya berjudul
Psychologische Type. Secara
umum, pribadi yang ekstrover mendapatkan gairah (atau energi) dari
interaksi sosial. Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang
terbuka dan senang bergaul, serta memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap apa yang terjadi disekitar mereka. Sementara
introver, di sisi lain dianggap mendapatkan gairah lewat menyindiri.
Introver biasanya cenderung pendiam, suka merenung, dan lebih perduli
tentang
pemikiran mereka dalam
dunia mereka sendiri. Meskipun terdapat perbedaan yang kontras antara
introver dan ekstrover, Carl Jung menggangap bahwa jarang terdapat
manusia yang sepenuhnya ekstrover atau introver.
Struktur
Kepribadian
Eysenk berpendapat bahwa kebanyakan ahli ahli teori kepribadian
terlalu banyak mengemukakan variabel variabel kompleks dan tidak
jelas. Kepribadian sebagai organisasi tingkah laku dipandang Eysenk
memiliki empat tingkatan hierarki, berturut turut dari hierarki yang
tinggi ke hierarki yang rendah:
1.Hierarki tertinggi : Tipe/Supertrait, kumpulan dari trait yang
mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas.
2.Hierarki Kedua : Trait, kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi
respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu. Ini
adalah disposisi kepribadian yang penting dan permainan.
3.Hierarki ketiga : Kebiasaan tingkah laku atau berpikir, kumpulan
respon spesifik, tingkah laku/kepikiran yang muncul kembali untuk
merespon kejadian yang mirip.
4.Hierarki terendah : Respon spesifik, tingkah laku yang secara
aktual dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu
kejadian.
Jika dilihat dari hubungannya dengan hierarki diatas, maka dapat
disebutkan bahwa antar bagian hirarki kepribadian tersebut terjadi
interaksi dan saling berpengaruh antara satu dengan yang lainnya.
Sebagai contoh adalah adanya interaksi antar bagian kepribadian yang
disebut sebagai specific response dan habitual response. Dimana
spesific response yakni perilaku atau pikiran individual yang bisa
mencirikan sebuah pribadi atau tidak, misalnya seorang siswa yang
menyelesaikan tugas membaca. Sedangkan habitual response dapat
dimaknai sebagai respon yang terus berlangsung dibawah kondisi yang
sama, misal jiak seorang siswa seringkali berusaha sampai suatu tugas
selesai dikerjakannya. Habitual response ini dapat berubah ubah
ataupun dapat tetap.
Ciri Ciri
Kepribadian
Setiap individu memiliki ciri ciri kepribadian tersendiri, mulai
dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak
sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan
ciri ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat sebagai berikut:
-
Kepribadian yang sehat
-
Mampu menilai diri sendiri secara realistik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, ketrampilan, dan sebagainya.
-
Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai suatu yang sempurna.
-
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup.
-
Menerima tanggung jawab; dia mempunyai kemungkina terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah masalah kehidupan yang dihadapinya.
-
Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan berindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dilingkungannya.
-
Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustasi, depresi, atau stress secara postif atau konstruktif, tidak konstruktif (merusak).
-
Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya.
-
Penerimaan sosial; mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
-
Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
-
Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung faktor faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan) dan affection (kasih sayang).
-
Kepribadian yang tidak sehat
-
Mudah marah (tersinggung)
-
Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
-
Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
-
Bersikap kejam atau senang menggangu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
-
Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
-
Kebiasaan berbohong
-
Hiperaktif
-
Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
-
Senang mengkritik/mencemooh orang lain
-
Sulit tidur
Faktor faktor
penentu kepribadian
-
Faktor keturunanketurunan merujuk pada faktor genetika seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender , temperamen komposisi otot dan refleks.tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu. Terdapat tiga dasar penelitiaan ynag berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen dan anak anak. Dasar kedua berfokkus pada anak anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasasaan kerja dari waktu dan dalam berbagai situasi.
-
Faktor LingkunganFaktor lain yang memberi pengaruh cukup bvesar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan dimana seorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, kelompok sosial; dan pengaruh pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar disuatu kultur mungkin hanya memilikin sedikit pengaruh pada kultur yang lain.
Sifat sifat
Kepribadian
Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu
adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut.
Karakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam berbagai situasi,
disebut sifat sifat kepribadian. Sifat kepribadian menjadi suatu hal
yang mendapat perhatian cukup besar karena paara peneliti telah lama
meyakini bahwa sifat sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi
karyawan, menyesuaiakan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu
keputusan pengembangan karier.
Cara identifikasi
Kepribadian
-
Myers-Briggs Type Indicator
-
Model Lima Besar
Menilai
kepribadian
terdapat
3 cara menilai kepribadian yaitu:
-
Survei mandiri
-
Survei Peringkat oleh pengamat
-
Ukuran proyeksi (Rorschach Inkblot test dan Thematic Apperception Test)
Sifat Kepribadian
Utama yang mempengaruhi perilaku organisasi
-
Evaluasi Inti diri, adalah tingkat dimana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka mengagangap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak berdayaa atas lingkunagn mereka.
-
Machiavellianisme, adalah tingkatan diamana seorang individu pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses.
-
Narsisisme, adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebih, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri.
-
Pemantuan diri, adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor situsional eksternal.
-
Kepribadian Tipe A, adalah keteribatan secara agresif dalam perjuangan terus menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya upaya yang menentang dari orang atau hal lain. Karakteristik Tipe A adalah:
-
selalu bergerak, berjalan, dan makan cepat
-
merasa tidak sabaran
-
berusaha keras untuk melakukan atau memikirkan dua hal pada saat bersamaan
-
tidak dapat menikmati waktu luang
-
terobses dengan angka angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa mereka peroleh
-
Kepribadian Proaktif, adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak , dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti
C.Kesimpulan
Setiap
orang pasti memiliki kepribadian yang berbeda beda tergantung faktor
dilingkup mana mereka tinggal dan keturunan
D.Referensi
Sekian yang dapat saya tuliskan semoga bermanfaat
Wassalamualaikum Wr. Wb.
0 komentar:
Posting Komentar